Senin, 09 September 2013

Pengalaman Tour Teraneh

Ini pengalaman ketika gua masih di kelas X3 semester I . Kejadiannya setelah pembagian raport. Di hari-hari sebelumnya kita emang sudah merencanakan ingin tour ke Air Terjun ketika di hari pembagian hasil belajar selama satu semester.

                Ketika pembagian raport di ruang kelas yang di bina oleh wali kelas, yang mana waktu itu gua dapet peringkat ke Empat. “Bersyukurlah, masih bisa masuk lima besar..” ucap gua dalam hati, dan gua pastikan di semester berikutnya harus lebih baik. *titik..*

                Pembagian raport pun selesai. Ketika ingin menjalankan niat kami dari sebelumnya yaitu Tour, ternyata banyak anak kelas yang tidak bisa ikut *sedikit kecewa sih, tapi mau gimana lagi..* , mungkin mereka punya kesibukan yang gak bisa ditinggal. Akhirnya, Tour pun tetap di jalankan, itu pun kurang dari 15 orang.

Kami berangkat menaiki sepeda motor. “siapa nih yang tahu jalannya..?” ucap gua kepada teman kelas. “gua mii..” jawab Samsuri dengan yakin. Gua langsung yakin, karena rumah dia di daerah Ciomas *plosok gitu laah.. -_- *, kan biasanya anak plosok tahu tempat yang asik *asal mah yah.. *. Kami berangkat..

                Di tengah perjalanan turun hujan rintik-rintik. Karena hujan dan perjalanan yang cukup jauh, kami pun sempatkan untuk beristirahat di sebuah Mini Market. Kami membeli beberapa minuman bersoda dan makanan ringan untuk bersantai sambil ngobrol menunggu hujan reda. “hayoo, lanjut lagii..” ajak gua kepada yang lain. ketika sampai tempat tujuan, ternyata tempat ini aneh. Kita masuk ke sebuah perkampungan, entah itu kampung apa namanya. Udah becek, jalan berbatu pokoknya engga banget deh *iiyuuhh.. O_o*. “maaf, numpang tanya, apa disini ada Air Terjun..?” Tanya gua kepada salah satu penduduk kampong, “ada de, lurus aja nanti belok kiri, tapi kalau bukan hari Minggu disana sepi..” jawab orang  itu. “iya, makasih Bu..” balas gua sopan.

                Ternyata tidak sesuai rencana awal, kami yang mengharapkan ingin senang-senang menikmati air terjun, sampai seribet ini perjanannya. Udah kaya penjelajahan dunia Pramuka.

“samsuri, kok kaya gini sih tempatnya..?” protes Adit kesal. “jujur, gua belum pernah kesini, Cuma tahu jalannya doang..” jawab samsuri sambil nyengir tanpa dosa. Huuh.. apes  deh, ini bukan nya refresing, tapi jelajah. Akhirnya kami pun memutuskan untuk balik arah, membatalkan rencana ke Air Terjun, ketika ditengah perjalanan balik arah untuk keluar dari kampong itu, jalan nya lumpur semua, sampai kami kesulitan karena beberapa kali di coba ban sepeda motor kami perperosok di lumpur. Sampai akhirnya otak pun bermain. Kami mencari beberapan papan kayu untuk jalannya ban motor *Pramuka banget..*, cara itu berhasil, dan kami pun akhirnya keluar dari kampung aneh itu dengan penuh lumpur *bagaikan kelompok gelandangan..*. “Kita pulang ke rumah ajah yuu..” ajak Ridho kesal, karena sulitnya tadi berjalan. “duit gua habis nih, bensil tinggal dikit..” kata tambah Ridho lagi. Tapi semua ini gak mau di lewatkan sia-sia gitu ajah, kan jarang-jarang kita jalan bareng kaya gini. “dari pada kita pulang ga ada bekas, sekarang kita cari pantai ajah..” usul gua kepada anak-anak. “bener tuh..” jawab salah satu anak, merespond baik. “yaudah jalan..” ajak Nuraga.

                Akhirnya kami pun mencari pantai terdekat tapi yang bersih dari karang dan sampahnya.

                Sesampainya di pantai, kami pun langsung mencari tempat untuk beristirahat sekaligus menghilangkat rasa lelah, dan kesal. Tapi rasa kesal itu tidak di tampakkan, karena terbayar dengan ke indahan pemandangan laut dari pinggir pantai. Kami langsung asik bercanda dan tawa, sekaligus bermain pasir dan air pantai, tidak lupa untuk foto-foto.

                Setelah semuanya merasa lelah, dan cukup. Kami pun langsung pulang. Tapi suara perut dapat membatalkan niat kita untuk pulang. Akhirnya kita memutuskan untuk makan terlebih dahulu. “mau makan apa nih kita...?” Tanya Nuraga kepada anak-anak. “terserah.. bebas gua mah* jawab gua santai. “di dekat rumah gua ada Baso enak loh, gimana..?” tawaran Nuraga kepada anak-anak. “yaudah berangkat...” ucap Ridho.

                Akhirnya kami pun makan Baso di dekat rumah Nuraga, sambil menunggu baso yang di pesan. Seperti biasa kami pun ngobrol layaknya anak muda yang sudah lama akrab. Sampai obrolan yang tidak pentingpun kami omongkan *gossip...*

                Gak terasa hari sudah sore. Waktunya kita pulang ke habitatnya masing-masing.

Oleh : Fahmi Muhamad Rizal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar